Minggu, 20 Mei 2018

06. Mulut Mengeluarkan Teratai VS Kaki Menginjak Teratai

Mulut Mengeluarkan Teratai VS Kaki Menginjak Teratai

 

01. Ou Yang-xiu adalah Penulis dan Negarawan Dinasti Song Utara, beberapa karya tulisnya bahkan terkenal sepanjang sejarah.



 

02. Ketika dia menjabat sebagai Kepala Daerah Yingzhou, setiap tiba Musim Panas, dia akan berkumpul bersama teman-temannya minum arak sambil menikmati keindahan Bunga Teratai. Dia menyuruh orang untuk meletakkan setangkai Bunga Teratai di atas piring, lalu menyuruh penyanyi melantunkan lagu. Ketika suara nyanyian berhenti, Bunga Teratai sampai di tangan siapa, maka dia harus meneguk segelas arak.



 

03. Suatu hari, dia mengundang teman-temannya datang ke rumahnya menikmati arak. Ketika penyanyi yang bernama Lu Mei mulai melantunkan lagu, semua orang mencium keharuman Teratai yang menakjubkan tiada bandingnya, bahkan melampaui keharuman Bunga Teratai yang mememenuhi kolam rumah.



 

04. Semua orang jadi tercengang, lalu bertanya pada penyanyi Lu Mei, bagaimana mulutnya bisa mengeluarkan keharuman Teratai. Lu Mei menjawab ini merupakan bawaan lahir, tidak ada yang tahu apa sebabnya. Lu Mei berasal dari keluarga miskin, demi menyokong keluarga, Ayahbunda-nya menjualnya ke tempat hiburan menjadi wanita penghibur, menjalani kesengsaraan.



 

05. Setelah mendengar penuturan Lu Mei, semuanya menggeleng kepala dan menghela nafas panjang, terutama seorang Bhiksu yang ikut hadir di sana.



 

06. Bhiksu berkata, sesungguhnya Lu Mei pada masa kelahiran lampaunya adalah seorang Bhiksuni, tekun melatih diri, membaca “Sutra Lotus” sampai 30 tahun lamanya. Hanya karena saat menjelang ajal pikirannya goyah dan terpuruk, sehingga kehidupan sekarang ini menjadi wanita penghibur.



 

07. Mendengar hal ini, ada hadirin yang tertawa terbahak-bahak, lalu berkata : “Bagaimana mungkin? Manusia cuma hidup satu kali saja, mana ada kelahiran lampau dan mendatang?”. Ada pula yang menanggapinya : “Bhiksu senior memiliki kemampuan mengetahui kehidupan masa lampau, mustahil berdusta. Lu Mei, apakah pada masa kehidupan sekarang, kamu pernah membaca Sutra Lotus?”. Lu Mei menjawab : “Sebagai wanita penghibur, mana tahu membaca sutra?”



 

08. Ou Yang-xiu menyuruh orang membawakan “Sutra Lotus” lalu meminta Lu Mei membacanya, ternyata dia begitu fasih membacanya, seolah-olah sudah mengulangnya berkali-kali. Kemudian mereka memberinya sutra judul lainnya, lalu menyuruhnya membaca, dia tidak mampu membacanya sama sekali. Saat ini mereka baru percaya pada ucapan Bhiksu.        



 

09. Kemudian, Wang Ri-xiu yang hidup pada masa Dinasti Song Utara, menulis kisah “Bhiksuni Lotus” ini ke dalam buku berjudul “Long Shu Jing Tu Wen”. Dia mengatakan, “Bhiksuni Lotus” sungguh patut disayangkan, andaikata dia mengenal “Pintu Dharma Tanah Suci”, menggunakan waktu 30 tahun untuk melafal sepatah Amituofo, maka sejak awal sudah terlahir ke Alam Sukhavati, manalah perlu lagi terpuruk sampai begini?



 

10. Kalau dibandingkan dengan “Bhiksuni Lotus”, nasib “Nenek Cui” lebih beruntung, Nenek Cui juga hidup pada masa Dinasti Song, menjadi pembantu di rumah pejabat.



 

11. Lahir dengan tangan dan kaki yang kasar dan besar, agak bodoh, bahkan untuk mengucapkan sebaris kalimat saja tidak jelas, setiap hari cuma tahu membisu dan bekerja, seringkali ditindas orang lain.



 

12. Majikan wanita Nenek Cui adalah seorang pengikut Buddha, suka mempraktekkan Chan (Zen), setiap hari bermeditasi di rumah. Nenek Cui juga merupakan pengikut Buddha, tetapi dia buta aksara, dia cuma tahu setiap hari bekerja sambil melafal Amituofo.



 

13. Dia berdiri juga melafal Amituofo, saat duduk juga melafal Amituofo, saat berjalan juga melafal Amituofo, saat diam juga melafal Amituofo, melafal Amituofo sudah menjadi kebiasaannya, serupa dengan makan dan tidur, begitu alaminya.



 

14. Ketika Nenek Cui berusia 72 tahun, mendadak menderita penyakit kritis, terbaring tak berdaya. Namun dia tidak mempersoalkannya, malah semakin bersemangat melafal Amituofo. Suatu hari dia bernyanyi : “Jalan ke Alam Sukhavati mudah melatih diri, sepanjang jalan mulus tiada liku-liku juga tiada berlubang. Perginya juga tak perlu pakai sepatu dan kaus kaki, kaki menginjak Bunga Teratai selangkah demi selangkah terlahir ke Alam Sukhavati”. Kemudian dia menyampaikan kepada semua orang bahwa bulan 10 hari ke-5, dia akan terlahir di Alam Sukhavati.



 

15. Sampai pada hari yang ditentukan, Nenek Cui terlahir ke Alam Sukhavati. Setelah diperabukan, hadirin tercengang menemukan lidah Nenek Cui masih utuh, bahkan bentuknya seperti Bunga Teratai bermekar.



 

16. “Bhiksuni Lotus” membaca Sutra Lotus hingga 30 tahun lamanya, hasilnya hanyalah mulut mengeluarkan keharuman Teratai; sedangkan Nenek Cui yang hanya mengandalkan sepatah Amituofo saja, dalam satu kehidupan ini juga dapat menginjak Bunga Teratai, terlahir ke Tanah Suci Sukhavati. Diantara semua metode melatih diri, jasa kebajikan dan manfaat dari “Pintu Dharma Pelafalan Amituofo” merupakan yang terunggul dan sempurna.



 

17. Metode pelatihan diri yang diterapkan “Bhiksuni Lotus” termasuk yang sulit diamalkan, ibarat semut yang ingin mencapai puncak gunung, tidak tahu sampai kapan barulah dapat mencapai pembebasan. Sedangkan “Pintu Dharma Pelafalan Amituofo” yang diterapkan Nenek Cui merupakan metode yang mudah diamalkan, ibarat perahu layar melaju mengikuti arus air, dalam satu masa kehidupan ini berhasil terlahir ke Tanah Suci Sukhavati. Anda mau meneladani Nenek Cui, atau Bhiksuni Lotus?

Video :      
  

【念佛漫画】口吐莲香PK脚踏莲花

P1:欧阳修是北宋著名的文学家、政治家,脍炙人口的《醉翁亭记》就是他写的。特别是那句醉翁之意不在酒,在乎山水之间也,更成为流传千古的佳句。
P2:他任颍州知府时,每年夏天都会和朋友们赏莲饮酒。他命人将莲花插在盆中,依次相传,同时让歌伎唱歌助兴。当歌声停止时,莲花传到谁的手中,谁就得饮酒一杯。
P3:有一天,他又请朋友们来府中饮酒。当一位叫卢媚的歌伎开口唱歌时,大家都闻到了一股无比美妙的莲香,竟胜过府中的满池莲花。
P4:大家很惊讶,问卢媚为何会口吐莲香。她说,自己出生时便是如此,谁都不知是何原因。她从小家贫,父母为了糊口,只得把她卖进乐坊当了官伎,尝尽人生艰辛。
P5:听了卢媚的身世后,大家纷纷摇头叹息,其中一位僧人更是嗟叹不已。
P6:他说,其实卢媚前世是位比丘尼,修行精进,读诵了整整三十年的《法华经》。可临终时因为一念之差,不幸堕落,此世才沦为官伎。
P7:有人听了哈哈大笑,说:这怎么可能呢?人只活一辈子,哪有什么前生后世?有人说:高僧有宿命通,不会妄打诳语的。卢媚,你这一生中读过《法华经》吗?卢媚回答:“身为官伎,哪有条件读佛经呢?
P8:欧阳修令人取来《法华经》给她读,她居然读诵如流,好像已经读过无数遍。然后又取其它的经书给她读,她就完全读不下去了。这时,大家才相信僧人的话果然是真的。
P9:后来,北宋的王日休将法华尼的故事写进《龙舒净土文》中。他说,法华尼实在太可惜了,如果她知道净土法门,用三十年的时间来念佛的话,早就往生西方极乐世界了,何至沦落至此?
P10:与法华尼相比,崔婆子就幸运得多了。崔婆子也是宋朝人,在一个官宦人家当佣人。
P11:她生得粗手大脚,极其愚笨,连一句整话都说不清楚,每天只知道默默地干活,经常被别人欺负。
P12:崔婆子的女主人是信佛的,喜欢研究禅学,每天在家里打坐参禅。崔婆子也信佛,但她大字不识,每天就只会一边干活,一边念佛。
P13:她站也念,坐也念,走也念,停也念,念佛对她来说就像吃饭睡觉一样自然。
P14:崔婆子72岁那年,突然得了重病,不能下床了。但她却不以为意,念佛念得更勤快了。有一天,她突然在床上唱起歌来:西方一路好修行,上无条岭下无坑。去时不用着鞋袜,脚踏莲花步步生。然后告诉大家十月初五她就要往生了。
P15:到了那天,崔婆子当真就走了。大家将她火化之后,惊讶地发现她的舌头仍然完好无损,而且像一朵绽开的莲花一样。
P16:法华尼念了整整三十年的《法华经》,得到的果报不过是来世口吐莲香而已;而崔婆子只凭着一句佛号,便能当生脚踏莲花,往生净土。在所有的修行方法中,念佛法门的功德利益最大,最殊胜。
P17:法华尼修行的圣道法门是难行道,如蚂蚁登山,解脱遥遥无期。崔婆子修行的念佛法门是易行道,如风帆顺水,今生就能往生净土。你是想学崔婆子,还是法华尼呢?