Senin, 15 September 2014

Jasa Kebajikan Tak Terhingga



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Jasa Kebajikan Tak Terhingga

Ada lagi sebuah lelucon : sekelompok sahabat Dharma yang tempo hari membantu Upasaka Li melafal Amituofo, dikarenakan hanya pulang beristirahat tiga jam saja sebelum keesokan paginya kembali melanjutkan melafal Amituofo, namun dikarenakan tiga jam itu akhirnya ketinggalan menyaksikan langsung Buddha Amitabha memancarkan cahaya menjemput almarhum, maka itu merasa amat menyesalinya!

Kemudian mereka berkumpul di tempat ceramah dan berdiskusi agar lain kali bila kondisi pasien sudah kritis, maka mereka takkan meninggalkan pasien dan pulang rumah beristirahat lagi, belasan orang itu tampak sedang berikrar ria :”Pokoknya kita harus melafal hingga melihat cahaya Buddha!”

Beberapa hari kemudian ibunda dari Tuan Lin Jin-zhou yang telah berusia 85 tahun jatuh sakit dan kondisinya kritis, kebetulan sekelompok sahabat Dharma yang tempo hari ketinggalan menyaksikan cahaya Buddha dan oleh karena itu selalu merasa penasaran, maka itu pergi mencari putra dan menantunya lalu memberi wejangan : “Kami memberi layanan doa gratis tanpa syarat, melafal Amituofo buat ibunda kalian, membantunya agar terlahir ke Alam Sukhavati, jangan lagi berputar di enam alam tumimbal lahir”. Bahkan menjelaskan juga bagaimana bagusnya melafal Amituofo itu, setelah bicara panjang lebar, akhirnya putra dan menantu pasien memperbolehkan kelompok sahabat Dharma melakukan Zhu Nian (zhu nian adalah kegiatan membantu orang lain melafal Amituofo).

Mereka membagi kelompok mereka jadi dua grup, saling bergiliran dan bergantian melafal Amituofo, tiba waktu makan juga bergiliran pulang makan di rumah, selesai makan segera kembali untuk menggantikan teman-teman lainnya, semua peserta karena takut kehilangan kesempatan melihat cahaya Buddha, maka itu lafalan Amituofo berkumandang tiada henti, setelah melafal hingga sehari semalam, pasien masih tetap bernafas.

Pasien mempunyai seorang putri sulung yang datang dari kejauhan, pulang menjenguk ibundanya, setelah melihat begitu banyak orang melafal Amituofo di hadapan ibunda, putrinya merasa kesal, bahkan berkata pada ayahnya : “Buat apa melafal Amituofo?  Mengacaukan hati mama saja, suruh mereka pergi!” Untunglah adik laki-laki dan adik ipar perempuannya masih memahami kebenaran, buru-buru berkata : “Jangan! Jangan! Sejak mereka melafal Amituofo, barulah ibunda tampak tenang dan damai, tidak tampak menderita seperti waktu lalu”. Selanjutnya putri pasien juga tidak menentang lagi, mengetahui bahwa niat mereka itu tulus, bahkan  merasa sangat berterimakasih.

Saat itu sudah merupakan akhir tahun, setiap keluarga sibuk membuat kue bakul, tetapi bagi para sahabat Dharma yang sedang sibuk melakukan Zhu Nian ini, terpaksa melepaskan urusan membuat kue bakul, hanya berpesan pada anak atau menantunya, sementara dirinya sendiri tetap menfokuskan diri melakukan Zhu Nian. Hingga akhirnya setelah melafal selama tujuh hari tujuh malam, si pasien barulah menghembuskan nafas terakhir.

Saat itu para sahabat Dharma yang tampak sibuk melafal Amituofo, namun mata mereka juga ikut sibuk melirik sana sini untuk melihat apakah cahaya Buddha sudah muncul atau belum, tetapi akhirnya apapun tidak tampak, lagi-lagi orang-orang ini merasa kecewa. Meskipun demikian, niat mereka untuk melakukan Zhu Nian memang tulus dan murni adanya, jika hendak membantu orang maka haruslah hingga usai dan tuntas, lalu mereka melanjutkan lagi melafal hingga delapan jam kemudian, bagian puncak kepala pasien masih ada sedikit hangat, wajahnya tampak seperti masih hidup, tubuhnya lembut dan lentur bagaikan kapas, semua ini menunjukkan tanda-tanda istimewa terlahir ke Alam Sukhavati. Yang paling menakjubkan tak terbayangkan adalah ketika Zhu Nian selesai yakni delapan jam kemudian ketika selimut mantra dibuka oleh putra putrinya, tampak jasad ibundanya bersikap anjali.

A Shen shijie memberitahukan padaku, menantunya yang menyaksikan kami melafal Amituofo dengan begitu tulusnya, setiap malam memasak tiga kali hidangan kecil untuk disajikan kepada kami, saat permulaan semuanya tidak berani menyantapnya, karena Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) mengajari kita agar saat melakukan Zhu Nian, tidak boleh menyantap hidangan jamuan pihak keluarga pasien, makan tiga kali sehari harus pulang santap di rumah, juga tidak boleh menyantap makanan kecil yang dihidangkan keluarga pasien. Karena pihak keluarga pasien sudah begitu berduka menghadapi situasi sedemikian, maka itu kita tidak boleh merepotkan mereka lagi.

Tetapi menantunya berniat tulus berkata : “Cuaca yang begitu dingin, kalian begitu baik dan tulus mau datang membantu mertua perempuanku, kami sekeluarga merasa sangat berterimakasih, hidangan kecil ini adalah ungkapan ketulusan kami, janganlah sungkan lagi”. Karena itu setiap malam kami menerima hidangan makanan kecil sebanyak tiga kali.

Penulis jadi tertawa dan berkata pada mereka : “Kalian ini yang selalu tidak ikhlas, penuh dengan nafsu keinginan, haus melihat cahaya Buddha, akhirnya tidak ada yang kalian lihat bukan? A Hsiu shijie dan tentara muda tempo hari itu, mereka melafal dengan ketulusan penuh, di dalam hati mereka bersih dan murni, hingga terjalin dengan Buddha, sehingga dapat menyaksikan langsung Buddha Amitabha memancarkan cahaya menjemput almarhum. Meskipun hari ini kalian demi ingin melihat cahaya Buddha lalu membantu orang lain melafal Amituofo, namun tindakan kalian juga telah membantu satu orang untuk terlahir ke Alam Sukhavati, kelak dia akan kembali lagi ke sepuluh penjuru alam  menyelamatkan makhluk yang tak terhingga dan tanpa batas, jasa kebajikan ini, juga adalah dikarenakan keinginan kalian yang ingin melihat cahaya Buddha!”

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi

  
念佛感應見聞記
  
助人生西功德無量

再來說一個笑話:佈教所當時那一班為李居士助念的人,只差了三個鐘頭,因先回家睡覺而未見到阿彌陀佛放光接引的事後,都追悔不已!事後,大家就在佈教所商量,下次如再有病重快要去世的人,我們一定要去助念,十幾個人,一心一意,不見佛光誓不甘休,發如是願後,就在鄉間四處尋覓,不幾天,真的找到了一位,是林金洲先生的八十五歲老母親。

這些為好奇心希望看到佛光的人,就去向他子媳說法:「我們都是無條件,為你母親念佛,助他往生西方,不再在六道輪迴。」並且宣說念佛如何如何的好,費了一番脣舌,那兒子媳婦才答應我們為她助念。當即分兩班輪流著念,吃飯時也是輪流回家去吃。吃完飯再來換班念,大家因為怕見不到佛光,所以始終不斷佛聲,一直念了一日一夜,但是病人還是一息尚存,尚未斷氣。她有一位長女自遠地歸來,見人為他母親念佛,大不高興,還向他父親說:「念佛做什麼?反而擾亂我母親的心,叫他們回去吧!」幸而他兄嫂尚還明理,忙說:「不可!不可!母親自他們念佛以來,已經心清氣爽,不似從前那樣苦惱了。」那女兒以後也就不說閑話,知道大家的誠意,反而感謝起來了。

那時已近歲暮,家家戶戶都要做年糕,有的交代子女或是媳婦,放下年糕不做而來助念,一連念了七日七夜,那臨命終人才斷氣。當時大家口裏念佛,眼裏卻都注意著佛光的來迎。可是結果什麼也沒有見到,大家又大失所望。雖然如此,大家助念的心是純正的,助人就要助到底,就再念八小時,摸摸頂門還有點溫暖,面色如生,身體依然柔軟如棉,此亦正是往生西方的瑞相。最不可思議的就是八小時念完了,他的子孫把所蓋的棉被打開一看,只見老人的雙手,端端正正地合著掌。

阿審師姊對我說,她的媳婦看我們為她婆婆念佛念得那麼誠懇,每夜都是煮三次點心請我們吃,起初大家不敢吃,因為李老師教我們為人助念時,不能吃人家東西,三餐要回家吃,亦不可以吃點心。因為人家正遭遇著不幸的時候,不可以多麻煩人家。可是她媳婦的好意說:「如此寒冬時節,你們這樣好心好意來救我婆婆,我一家人都很感恩戴德,小小的表示,不要客氣。」所以每夜都接受他們三次點心了。筆者即笑著對他們說:「你們不乾淨的心,裝滿了貪欲,要見佛的光明,又那裏見得到呢?阿秀師姊與那青年當時念佛是一心一意,心裏乾乾淨淨,念到與佛感應道交,所以才見到阿彌陀佛放大光明來接引。今天你們雖然貪看光明而為人念佛,但是亦幫助了一個娑婆眾生,往生西方安樂國土修行,他日乘願再來,能度無量無邊苦惱眾生,此功此德,也都是你們發心為了要看佛光所賜的啊!」

林看治老居士著