Sabtu, 20 September 2014

Kisah bunda menggugah menantunya



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kisah bunda menggugah menantunya

Di tempat ceramah Wufeng ada seorang sahabat Dharma yang bernama Ceng Lin He, semua orang menyapanya sebagai A He shijie, keluarga ibundanya tinggal di Taichung, Kota Dali, ibundanya bernama Lai Wu. Karena sering dinasehati putra putrinya sehingga meyakini Ajaran Buddha, setiap hari melafal Amituofo bertekad lahir ke Alam Sukhavati.

A He shijie memiliki seorang adik laki-laki bernama Lin Wan-cheng, suka berburu, sejak meyakini Ajaran Buddha, ibundanya selalu menasehati putranya : “Wan-cheng! Tak peduli itu adalah hewan besar atau kecil, juga memiliki perasaan takut mati, mereka tidak memiliki permusuhan denganmu, mengapa bisa begitu tega kamu mengganggu dan mencelakai mereka? Sebagai ibundamu selalu mengkhawatirkan karma buruk yang diperbuat ananda”.  Tetapi tabiat Wan-cheng sulit diubah, masuk telinga kanan keluar telinga kiri, tidak sudi mendengar nasehat orang tua.

Ada hidup pasti ada mati, sang bunda, Lai Wu telah tiba saat menjelang ajal, A He shijie mengundang enam orang sahabat Dharma dari tempat ceramah, saling bergiliran dan bergantian membantu melafal Amituofo, dalam usia 79 tahun, Lai Wu dengan wajah tersenyum terlahir ke Alam Sukhavati. Lunar bulan 5 hari ke-17, pukul 3 sore, kemudian para sahabat Dharma melafal Amituofo lagi hingga 8 jam kemudian, sekujur tubuh mereka berkeringat, lalu mereka berteduh di bawah pohon besar di luar pintu.

A He shijie menyalakan dupa sambil berdoa : “Mama, anda boleh dengan tenang terlahir ke Alam Sukhavati, tetapi dalam waktu ini mohon tampilkan mukjizat sesaat, sehingga Wan-cheng dan A Yu (istri Wan-cheng) dapat kembali ke jalan yang benar dan mau melatih diri”.

Tiba-tiba terdengar suara : “Peng! Peng! Peng!”, seperti bunyi gemuruh petir sebanyak tiga kali, semua orang jadi terkejut. Ternyata di kamar Wan-cheng, senapan berburu yang disimpannya di lemari pakaian mendadak meletus sendiri, hingga kelambu nyamuk tempat tidur juga ikut terjilat api, semua orang sibuk mengambil air memadamkan api, bulan lima tahun itu merupakan musim panas dan kering, beberapa ember air sudah habis disiram namun api masih belum padam, pada saat darurat ini untunglah ada orang yang lewat mengangkut segerobak air sampai di depan pintu, melenyapkan malapetaka, ketika diperiksa ternyata pakaian di lemari sudah jadi abu, dari tumpukan abu tampak sebuah kantong plastik, begitu dibuka ternyata di dalamnya adalah surat kepemilikan rumah dan uang tunai dua puluh ribu Yuan, merupakan uang yang dipersiapkan untuk mengurus upacara duka ibundanya, kondisinya masih utuh, sedikitpun tidak mengalami dampak akibat kebakaran tadi.

Saat itu A Yu, istri Wan-cheng duduk di kursi di halaman depan rumah, tanpa disadari kedua matanya menerawang ke angkasa, lalu tak sadarkan diri, semua orang mengira dia karena mengalami kepanikan tadi maka jadi pingsan, semua sahabat Dharma jadi melafal nama Bodhisattva Avalokitesvara, juga mengutus orang untuk mengundang dokter ke rumah, begitu dokter sampai, A Yu sudah siuman.

Dia bercerita pada semua orang : “Apa yang kalian bicarakan tadi, setiap patahnya dapat saya dengar dengan jelas, saat hendak berbaring tadi, ada orang yang menarikku tidak memperbolehkan diriku berbaring, kedua mataku menatap ke angkasa, tampak seberkas cahaya keemasan melayang turun, yakni Buddha Amitabha datang menjemput mertua perempuanku, mertuaku mengenakan jubah hitam, tangannya menggenggam tasbih, wajahnya tersenyum; mengikuti Buddha Amitabha terbang melayang menuju ke penjuru barat”.

A He shijie bertanya padanya : “Bagaimana rupa Buddha Amitabha?” A Yu menjawab : “Serupa dengan rupang Buddha Amitabha yang kita puja, tetapi yang berada di angkasa lebih berwibawa”.

Sahabat sekalian : “Buddha Dharma tanpa batas, sungguh menakjubkan tak terbayangkan.  Bagaimana mungkin senapan bisa meletus sendiri? Mengapa uang tunai dan sertifikat rumah yang berbentuk kertas tidak ikut terbakar? Dan mengapa pula pemandangan penjemputan Buddha Amitabha bisa terlihat jelas, sehingga menantu perempuan yang tidak memiliki akar kebajikan, dapat menyaksikannya? Andaikata hanya ada peristiwa senapan meletus tanpa disertai penjemputan oleh Buddha Amitabha, maka takkan dapat menyelamatkan A Yu sehingga membangkitkan ketulusan melafal Amituofo; sebaliknya jika hanya ada kejadian A Yu menyaksikan mertua perempuannya dijemput Buddha Amitabha tanpa adanya peristiwa senapan meletus sendiri, maka tidak bisa menghapus tabiat Wan-cheng yang suka berburu, sehingga kembali ke jalan yang benar, sungguh mukjizat yang menakjubkan.

Di dalam lautan penderitaan para makhluk mengalami kelahiran dan kematian, merupakan hal yang paling memprihatinkan. Semoga semuanya membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, menasehati orang lain agar melafal Amituofo, membangkitkan Bodhicitta, menyelamatkan manusia dan dunia ini!  Menempatkan diri sendiri sebagai kapal penyelamat, mengangkut para makhluk, bersama-sama memasuki persamuan kolam teratai.

Silahkan melafal : Namo Amituofo!

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
助母生西微妙靈應

臺中佛教蓮社霧峰佈教所裡有一位蓮友名叫「曾林合」,大家都稱呼她叫阿合師姊,她的外家住在臺中縣大里鄉塗城村五七號,母親名字是「賴勿」。因受兒女不斷的勸導,深信佛教,是每天念佛求生西方的老修行了。

阿合姊有一位弟弟名叫「林萬成」,好打獵,母親自信佛教以後常常勸導兒子說:『萬成呀!無論大小動物,都會貪生怕死的,牠與汝無怨無仇,你惱害牠打死牠,於心何忍?為娘所牽掛的就是兒如此殺生害命造惡業,』可是萬成習氣難改,馬耳東風,根本就不聽老人家的這一大套。

人生有生必有死,賴勿老信女往生時候到了,阿合師姊在霧峰佈教所請了六名蓮友,分班負責助念,賴勿信女享壽七十九歲含笑西歸了。農曆五月十七日下午三點鐘,助念人員在老修行往生後再念八小時完畢,他們汗流浹背,正在大門口的樹下納涼,阿合姊就燃著香默禱說:「媽媽:妳可以安心去西方了,可是在此時要顯一下奇蹟,使萬成與阿玉(她的媳婦)改過來修行。」正在此時忽然:「碰!碰!碰!」,如雷貫耳的大聲音響了三聲,大家都嚇了一大跳。原來就是她弟弟萬成房間,放在衣櫥的獵槍走火了,衣廚內火舌伸出,延燒到床上蚊帳,大家都趕快提水救火,那年五月是旱天,幾個缸水都用完,正在千鈞一髮的時候,有一個人載一牛車水到門口,化險息災,驗查一看,是獵槍發火,衣物燒變為灰,從灰中找出一個紙包,打開一看,房地產所有權狀及現款貳萬元,是為她的母親後事而準備的,原封不動,一點燒損都沒有。

林萬成的太太名阿玉,這時正坐在廊下的籐椅上,忽然間兩眼直望虛空,不省人事,大家以為是受驚嚇而昏迷,蓮友們大聲哀念大慈大悲救苦救難觀世音菩薩,也派人去請坤海醫師來打針,醫師請來時阿玉已經清醒了。她自己向大家說:「汝們剛才說的話,我每一句都聽得清清楚楚,要躺下去,似有人拉著我不許躺下,眼睛看見虛空中,一片金色光明降臨,就是阿彌陀佛來接引婆婆,婆婆穿大黑袍,手拿著念珠,滿面笑容;隨阿彌陀佛乘金色光明雲向西邊飛去。」阿合師姊就問她:「阿彌陀佛是什麼樣子?」阿玉回答!「與我們供養的那大尊阿彌陀佛畫像一樣,但是在虛空中的更加莊嚴。」

各位朋友:佛法無邊,真是不可思議。云何槍自己發火?為何鈔票與房地產所有權狀是紙的,為何火不能燒?又阿彌陀佛接引亡者的實境,使無善根的媳婦,親眼看見十分鐘之久?假若只有燒槍,不見隬陀金身,就不能度阿玉現在發心信佛;單獨阿玉親見婆婆往生,若不燒掉獵槍,就不能除掉林萬成打獵的惡習氣,改惡向善,真是奇妙至極的靈感。

眾生在生死苦海中,頭出頭沒,最為堪憐。希望大家真實念佛,勸人念佛,發菩提心,救人救世!把自身當作今世的救生船,普載眾生,同赴蓮池海會。

請念:南無阿彌陀佛!

林看治老居士著