Senin, 25 Agustus 2014

Buddha Adalah Raja Tabib




Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Buddha Raja Tabib dapat menyembuhkan penyakit kritis

Pada kesempatan lalu kita telah membahas tentang seorang gadis kecil yang berusia 10 tahun, oleh karena menfokuskan pikiran melafal Amituofo, hingga Buddha Amitabha memberkati dan melindunginya. Kejadian nyata dimana berkat keyakinannya pada Buddha telah menyelamatkan adiknya yang masih berusia empat tahun dari petaka. Mungkin para pembaca akan berpikir : gadis cilik ini mungkin saja karena rintangan karmanya lebih ringan, masih belum banyak menjalin permusuhan dengan orang lain, maka itu melafal Amituofo mudah mendapatkan mukjizat, namun andaikata yang melafal itu adalah orang dewasa, mana mungkin bisa memperoleh mukjizat? Patut diketahui bahwa Buddha Dharma itu adalah setara, tidak ada yang lebih tinggi dan rendah, lansia yang melafal Amituofo juga dapat memperoleh kondisi batin yang tak terbayangkan, saya akan mengemukakan sebuah contoh nyata sebagai buktinya.

Ibunda Upasika Li Shui-jin tahun 1960 bulan ke-6 hari ke-10 mengambil Bodhisattva Sila di Perpustakaan Ci Guang, semua orang menyapanya sebagai Bodhisattva senior, empat tahun yang lalu ketika beliau berusia 80 tahun, mendadak tumbuh tumor di payudaranya, dokter menvonisnya terserang kanker liver. Bukan hanya pengobatan tidak dapat efektif lagi, apalagi jika dioperasi, lebih tidak memungkinkan lagi, hanya bisa membeli apa yang ingin dimakannya, memenuhi keinginan terakhirnya. Baik tabib pengobatan tradisional maupun barat juga mengambil kesimpulan serupa, tidak memberi pengobatan lagi, juga tidak memberi suntikan lagi.

Selanjutnya Ibunda Li harus berbaring di kasur selama enam bulan menjalani penderitaan, dirawat  oleh putranya Upasaka A Yi dan menantu perempuannya, sementara putrinya Shui-jin juga pulang ke rumah untuk mengurusi segala keperluan upacara duka, tetapi selama enam bulan ini, ibundanya siang malam tak peduli bagaimana pun kondisi tubuhnya, dia tetap bangkit dari pembaringan untuk melafal Amituofo, meskipun dalam siksaan penyakit, dalam keadaan berbaring  tetap melafal Amituofo di hati; sekitar awal bulan 8, penyakitnya makin kritis, tubuhnya tidak bisa digerakkan dan mulutnya juga tidak mampu berbicara, pada malam itu merupakan saat-saat genting, tiba-tiba ibundanya berbicara sendiri : “Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara, banyak sekali aksara yang Anda tulis, tapi saya tidak bisa membacanya, lebih baik katakan saja padaku”. Setelah diam sejenak, dia melanjutkan lagi berbicara sendiri : “Terima kasih Buddha bermaitri karuna, besok malam pukul 10 Anda akan datang melakukan pembedahan untuk membuang tumor dari dalam tubuhku, Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara, sungguh maha maitri maha karuna”.

Kata-kata ini adalah langsung didengar oleh Upasaka A Yi dan istrinya, serta Shui-jin, pada saat itu mereka mengira bahwa itu adalah ucapan ngawur orang yang akan menghadapi ajalnya. Tetapi pada keesokan paginya, ibunda mereka meminta agar anak cucu mempersiapkan perlengkapan sembahyang, di dalam kamar pasien menaruh altar sembahyang dan menyalakan dupa menyambut kehadiran Buddha dan Bodhisattva yang akan datang melakukan pembedahan; sungguh tak terbayangkan, menanti hingga pukul sepuluh, terdengar suara gunting, pisau dan perlengkapan medis lainnya, tiba-tiba terdengar suara “AHH!”, daging tumor mendadak pecah, keluar cairan berwarna kehitaman, sepotong-sepotong sebesar jari jempol, mengalir keluar begitu banyaknya. Sejak malam itu, kesehatannya semakin pulih, luka akibat pecahnya daging tumor, setelah melalui perawatan dari putra dan menantunya yang setiap hari menggunakan daun obat untuk membersihkannya, belum sampai sebulan sudah sembuh.

Kini setiap bertemu dengan orang lain, Ibunda Li selalu menasehati agar mereka mau melafal Amituofo, untaian tasbih tak pernah terpisahkan dari tangannya. Meskipun usianya tahun ini telah mencapai 84 tahun, namun kesehatannya lebih bagus daripada orang lain pada umumnya, seringkali harus pulang pergi menempuh perjalanan antara Taichung dan Mingxiu, namun beliau tetap penuh semangat.

Buddha adalah Raja Tabib, ketrampilan Buddha dan Bodhisattva dalam melakukan pembedahan medis, takkan pernah ada kegagalan, hanya saja kembali bertanya pada diri anda sendiri, apakah sanggup “menfokuskan pikiran melafal Amituofo”? Ibunda Li tidak memerlukan ketenaran dan keuntungan, jadi tidak mungkin mengarang cerita untuk membohongi insan lain!

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi



念佛感應見聞記
   
佛本醫王能治絕症

上一則是說一位十歲女孩子,因一心念佛,念到阿彌陀佛加庇。救他四歲小弟消災免難的事實。各位讀者也許會想;這或者是女孩子的業障較輕,還沒與人多結怨仇,所以念佛易得感應,假若老年人念佛焉能有如此感應呢﹖但要知佛法平等,無有高下,老年人念佛亦有不可思議境界。我再舉一則事實證明。

李水錦蓮友媽媽,她是民國四十九年六月十日在慈光圖書館受菩薩戒的,大家都稱她老菩薩,四年前八十歲時,她忽然右胸乳下生了一塊如中碗大的東西,據醫師診斷說是肝癌。已經病入膏肓,不但醫藥無效,開刀更不可能,只讓她要吃甚麼,盡量買給她吃就好了。中西醫皆如此說,不開方,更不打針。以後在床上纏綿痛苦了六個月,由他兒子阿義居士及媳婦侍奉左右,女兒水錦亦回家為她準備後事,可是在此六個月中,老菩薩每天早晚,不論如何都一定要起來拜佛,雖在病苦中,躺在床上也口不離阿彌陀佛聖號;大約在八月初旬,病況已十分沉重,身不能動,口不會說,那一夜正在危急的時候,忽然自言自語地說:「阿彌陀佛,觀世音菩薩,您寫的那麼多字,我一字也不認識,你何不對我說就好了。」停了一會兒,老菩薩又再說:「多謝佛的慈悲,您明晚十點鐘要來為我開刀割去右乳下邊這塊肉,阿彌陀佛,觀世音菩薩您真太慈悲了。」這些話都是阿義夫婦及蓮友水錦親耳聽到的,當時以為老人在臨終,精神恍惚亂說的。但到天明,老菩薩就叫兒孫去備香花果品,在房中排起香案要接待佛菩薩來醫治;真是不可思議,一等到十點鐘,就聽到剪刀等的聲響,突然間,「嗄!」的一聲,右乳下邊那塊肉突然裂開,流出黑的像木炭一般的流質,一粒一粒如拇指大,流出了很多來。從那晚起,她的身體竟日漸恢復健康,那個裂開的創口,經他兒媳天天用茶葉汁洗滌,洗不到一個月已不藥而愈。

現在老菩薩一見人就勸人念阿彌陀佛,手中的一串佛珠從來也沒離開過。今年雖是八四高齡,身體卻比普通人來得健康,台中與明秀之間,常是來來去去,精神飽滿異常。

佛本是大醫王,佛菩薩的外科大手術,是萬無一失的,但只問你是不是真能「一心念佛」﹖讀者不信,老菩薩至今健在,不妨請你自己訪問一趟,她老人家既不為名,又不圖利,何必要編造出這一套來欺騙人呢!


林看治老居士著