Jumat, 12 September 2014

Kera yang bernamaskara pada Buddha 02



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Kera yang bernamaskara pada Buddha
(Bagian 2)

Adik A Zhen, A Feng yang telah meninggalkan keduniawian, kini telah menjadi Bhiksuni, begitu mendengar kabar kakaknya telah menolong seekor kera, dia jadi sangat gembira, segera menyalakan dupa dan pelita, kemudian melakukan upacara Trisarana untuk kera tersebut dan diberi nama Trisarana “Wu Kong”, lalu melonggarkan ikatannya, bahkan mengajarinya melakukan namaskara, lalu membiarkannya bebas lari ke mana saja, melarikan diri juga bagus, jika ingin menetap juga akan dipelihara.

Siapa yang akan menduga ternyata hewan juga memiliki naluri tahu budi balas budi, tidak ingin kembali ke hutan, setiap tiba waktu untuk melakukan kebaktian pagi dan sore, maka dia juga akan ikut bernamaskara pada rupang Buddha. Ketika semua orang sedang melafal Amituofo, mulut kera juga ikut berkomat kamit.

Setelah selesai melakukan kebaktian, maka si kera akan pergi ke kebun buah, memanjat ke puncak pohon yang paling tinggi, memandang di sekeliling memantau apakah ada orang yang mencuri buah. Jika ada yang tertangkap basah maka dia akan segera menangkapnya, takkan melepaskannya hingga si pencuri menyerah dan melepaskan buah curiannya, demikianlah setiap hari Wu Kong akan melakukan pemantauan beberapa kali.

Suatu hari, A Zhen, ibunda dan adiknya sedang mencabut rerumputan di kebun buah, tiba-tiba mendengar suara alat kebaktian, tidak berhenti berbunyi, mereka bertiga merasa aneh, mengira ada tamu yang datang dari kejauhan, maka itu memukul alat kebaktian dengan keras untuk memanggil mereka pulang ke rumah, maka itu mereka bergegas pulang.

Tampak Wu Kong duduk di atas altar, kedua tangannya memegang alat kebaktian, lalu membunyikannya, melihat situasi ini, empunya jadi marah bercampur lucu, lalu menyuruh Wu Kong turun dan berlutut di depan altar, Wu Kong segera melompat turun dan berlutut, A Zhen menyalakan sebatang dupa, menyuruh Wu Kong memegangnya, berkata padanya : “Wu Kong! Sekarang menghukummu berlutut hingga dupa menyala sampai habis, karena kamu duduk di atas altar, ini tidak memiliki rasa hormat pada Buddha, maka itu harus bertobat pada Buddha, selanjutnya tidak boleh duduk di atas altar, sembarangan memukul alat kebaktian, menanti hingga dupa ini menyala sampai habis, barulah kamu boleh bangun”.  

Wu Kong sangat patuh, hingga dupa habis terbakar, barulah dia bangkit dan berdiri. Namun beberapa hari kemudian, ketika ketiga tuan rumah sedang sibuk bekerja di kebun buah, lagi-lagi terdengar suara bunyi alat kebaktian, mereka sudah bisa menerka ini pasti ulah Wu Kong yang ingin membuat lelucon, ketika mereka sampai rumah, tampak Wu Kong berdiri di atas kursi, kedua tangannya masih memegang pemukul alat kebaktian, kali ini meskipun disuruh turun juga tidak ditanggapinya lagi.  

Mulut Wu Kong berkomat kamit menunjukkan ketidaksenangannya, maksudnya adalah hari itu saya duduk di atas altar memukul alat kebaktian, kalian bilang tidak boleh, tidak punya rasa hormat terhadap Buddha, sekarang saya duduk di atas kursi memukul alat kebaktian, apakah ini juga tak boleh? A Zhen mengetahui isi hatinya, maka itu berkata lagi padanya : “Wu Kong! Hari ini kamu masih saja tidak sopan, ini adalah alat kebaktian di altar Buddha, tidak boleh sembarangan dibunyikan, selanjutnya kamu tidak boleh sembarangan memukul alat kebaktian, kemari! Kemarilah! Ayo berlutut lagi sampai sebatang dupa ini habis dinyalakan!” Tetapi kali ini dia melawan, setelah berlutut sejenak, dia bangkit lalu mematahkan dupa yang sedang menyala.

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi


念佛感應見聞記
  
刀下贖命猴兒拜佛
(二)
  
阿鳳姑是已經圓頂,戒行莊嚴的出家師父,聽說她姊姊解救了一隻猿兒,歡喜無量,立刻點香燃燭,為牠皈依三寶,取名「悟空」,鬆開了牠的束縛,並且教牠五體投地拜佛的方法,讓牠自由自在,跑了亦好,不跑,飼養牠亦好。誰知猿雖畜生,卻知恩報恩,不願再跑向深山生活,每天朝暮課誦的時候,都是跟著主人,五體投地拜佛。人們念佛的時候,牠口中亦喃喃有詞,不斷地「佛、佛、佛......的隨著念。做完課誦,牠必定到果子園去,爬上最高一棵樹上,眺望四方,是否有人來偷果子。假若被牠看見,馬上跑去抓住,狠狠不放,直到小偷把果子放下,纔能開脫。悟空天天這樣巡視幾次。

有一天,阿真姑母女三人到園中除草,忽然聽到大磬與木魚,不斷的響了起來,三人感覺很奇怪,以為是有客自遠方來,所以敲起木魚大磬叫人回家,三人就趕跑回家一看,卻是悟空端端正正坐在佛桌上,一手拿磬槌,一手拿魚槌,打來打去,正敲的起勁的時候,主人又好氣又好笑,叫一聲悟空下來跪香,悟空立即跳下來,跪在地上,阿真姑點了一枝香,叫悟空拿著,對牠說:「悟空!現在罰你跪香,因為你坐在佛桌上,對佛無禮,必須向佛懺悔,以後不可再坐在佛桌上,亂打法器,等這支香燃完,才可起來。」悟空聽話,一直到香燃盡,才站起來。但不到幾天,主人們到果園工作的時候,又聽到鐘鼓的音響,大家聽了就知道又是悟空在開玩笑,等回家一看,只見悟空立在椅上,一手打鐘,一手打鼓,這次主人叫也不下來。悟空口中吱吱喳喳表示很不滿的樣子,意思是說,我前次坐在佛桌上打魚磬,你們說不可以,對佛不恭敬,現在我在椅子上打鐘鼓,難道也不行嗎?阿真姑知道牠的心理。就再對牠說:「悟空!你今天還是不敬,這是佛前的法器,是不可以亂打的,以後不准你再打什麼法器,來!來!再來跪香!」但這次跪不多久,牠就把香折斷,站了起來。


林看治老居士著