Minggu, 24 Agustus 2014

Buddha Amitabha memancarkan cahaya memberkati



Kisah Mukjizat Melafal Amituofo

Buddha Amitabha memancarkan cahaya memberkati

Kisah ini terjadi pada tahun 1963, bulan ke-11 hari ke-9, oleh karena melafal Amituofo sehingga terjadi mukjizat. Di Taichung, daerah Huzhu, ada seorang wanita yang bermarga Lai, usianya 54 tahun, dia selalu membawa cucunya yang berusia lima tahun ke rumah sahabat Dharma Li Jin-fang yang kebetulan rumah mereka saling berhadapan, agar diberkati dengan melafal Maha Karuna Dharani, ini juga salah satu upaya kausalya untuk menuntun insan lain melafal Amituofo.

Hari ke-9 waktu siang, Nyonya Lai sedang sibuk bekerja di dapur, tiba-tiba kepalanya pusing dan jatuh pingsan, sekujur tubuhnya kejang-kejang, cucunya yang berusia lima tahun itu sangat pintar, melihat kondisi ini dia segera lari ke rumah seberang dan berteriak keras : “Oma, Oma….cepat tolonglah Omaku”. Li Jin-fang segera lari ke rumah seberang dan langsung masuk ke ruang dapur”, dia sangat terkejut, melihat bola mata Nyonya Lai telah menghadap ke atas, dalam kondisi pingsan tak sadarkan diri.

Mertua perempuannya yang telah berusia 70 tahun lebih, memapah tubuh Nyonya Lai pada sisi kanan sedangkan putra sulung memapah dari sisi kiri, keduanya yang masih diliputi rasa panik terus mengeluarkan teriakan, Li Jin-fang berusaha menenangkan mereka dan menasehati mereka agar bersama-sama melafal Amituofo, setelah melafal sekitar 20 menit kemudian, Nyonya Lai masih dalam kondisi pingsan menghela nafas, lalu berkata : “Dia berdiri di sana, mengajakku agar ikut pergi bersamanya”; Li Jin-fang bertanya padanya: “Dia itu siapa?” Nyonya Lai menjawab : “Suamiku yang bermarga Lin”.

Li Jin-fang sambil meninggikan suara melafal Amituofo sambil berkata pada arwah tersebut : “Tuan Lin! Anda jangan membawa Nyonya Lai pergi, anda seharusnya melindunginya agar senantiasa sehat, karena dia adalah menantu yang berbakti, di atas harus meladeni ibundamu, di bawah masih harus menjaga anak-anak yang belum dewasa, yang masih perlu dididik, anda tidak boleh membawanya pergi!”

Mertua perempuan Nyonya Lai seketika juga berkata : “Putraku! Sejak kamu meninggal dunia, menantu dan diriku hidup dengan saling mengandalkan, kamu tidak boleh membawanya pergi, jika kamu membawanya pergi, maka tinggallah diriku yang sudah tua renta dan anak-anak kecil, bagaimana kami harus melewati hari demi hari, kamu sungguh tak berbakti.  

Li Jin-fang menasehati arwah tersebut : “Tuan Lin! Anda harus melafal Amituofo, anda harus membangkitkan ketulusan melafal Amituofo!” Selesai berkata dia langsung melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus, hingga setengah jam kemudian, terdengar perkataan yang dilontarkan oleh Nyonya Lai : “Tiga Dewa datang, suamiku telah pergi”. Li Jin-fang bertanya padanya : “Cobalah anda tanyakan padanya, tiga Dewa itu namanya siapa?” Nyonya Lai menjawab: “Dia bilang itu adalah Buddha Amitabha memancarkan cahaya memberkati”.  

Kemudian Nyonya Lai siuman dari pingsannya, hari demi hari kesehatannya makin membaik. (Tiga Dewa adalah Tiga Suciwan Alam Sukhavati, karena Nyonya Lai masih belum memahami sepenuhnya Ajaran Buddha, sehingga tidak tahu menyebut Tiga Suciwan Alam Sukhavati). Nyonya Lai yang bertemu dengan kejadian ini juga bukan tanpa alasan, setelah kejadian berlalu, mertua perempuan Nyonya Lai menceritakan kepada Li Jin-fang : Putranya, Tuan Lin dan menantunya sejak menikah tidak pernah bertengkar sekalipun, merupakan sepasang suami istri yang harmonis. Sejak tiga tahun yang lalu Tuan Lin meninggal dunia, Nyonya Lai setiap hari memikirkan suaminya, belasan hari yang lalu dia pergi berziarah ke kuburan seorang diri, lalu menangis tersedu-sedu, maka sejak hari itu, setiap malam dia bermimpi suaminya pulang ke rumah, anehnya bukan hanya dia seorang saja yang bermimpi demikian, bahkan seluruh anggota keluarganya juga memiliki mimpi yang serupa.   

Li Jin-fang jadi tidak memahami, bagaimana seseorang yang telah meninggal dunia selama tiga tahun, arwahnya masih berada di kuburan? Menurutku ini ada dua kemungkinan yakni yang pertama, Tuan Lin semasa hidupnya sangat melekat pada keakuan, sehingga setelah wafat jatuh ke Alam Preta, masih tetap mendambakan tubuh kasarnya, sehingga menjadi setan penjaga mayat. Kemungkinan kedua adalah ketika Nyonya Lai berziarah seorang diri ke kuburan dan menangisi arwah suaminya, makhluk halus jahat yang berada disekitar kuburan menjelma menjadi Tuan Lin, datang membuat kekacauan di rumahnya, di dalam Ksitigarbha Sutra tercantum bahwa : “Meskipun mereka yang berada di Jambudvipa semasa hidupnya suka berbuat kebajikan sekalipun, saat menjelang ajal, juga ada ratusan bahkan ribuan makhluk halus jahat yang menjelma jadi ayahbunda ataupun sanak keluarganya, untuk menuntun almarhum sehingga jatuh ke alam penderitaan, apalagi bila yang bersangkutan semasa hidupnya melakukan karma buruk”. Perumpamaan dari kisah ini termasuk kategori yang mana, pembaca budiman, bagaimana menurut anda?  

Penulis : Upasika Lin Kan-zhi
 

念佛感應見聞記
  
阿彌陀佛放光加被

這是發生在民國五十二年農曆十一月初九日,因念一句萬德洪名的大咒王而得到不可思議感應的事實。住在台中市互助新村的一名婦女賴某,年五十四歲,他會帶他五歲的孫兒到其對門李金芳蓮友家,給加持大悲咒「收驚」。加持大悲咒收驚是很有效的驗,亦是一種善巧勸人念佛的方便法門。

初九那天中午,賴某正在廚房做事,忽然間她的頭低沉了下去,周身抽筋,那五歲的孫兒倒很聰明,見狀趕快跑到對門大聲呼叫:「食菜阿婆,食菜阿婆..快去幫我祖母收驚。」李金芳蓮友立刻就到她家裡廚房一看,嚇了一大跳,只見賴某隻目翻白,已昏迷不省人事,她七十多歲的婆婆正扶著她的右肋,大兒子扶著左肋,二人都嚇得直叫,金芳蓮友教他們要鎮靜一點,大家一同念阿彌陀佛,這樣的大約念了二十分鐘,賴某在昏迷中嘆了一口氣,才開口說:「他站在那裡,要我跟他一同去」;金芳蓮友問他:「他是誰啊﹖」賴某答:「是我丈夫林某」,金芳蓮友一邊高聲念佛一邊對鬼魂說:「林先生啊!你可不要帶賴某去,你要好好保佑她身體平安,因為她是個孝順的媳婦,上要侍奉你的母親,下有小孩尚未成年,須要栽培,你千萬不可帶她去啊!」賴某的婆婆這時也說:「兒子呀!自你去世後,媳婦與我相依為命,你不可領她去,你假若領她去,留下我老的老,小的小又怎麼過日,你就是大不孝。」金芳蓮友再勸鬼魂:「林先生啊!你要念阿彌陀佛,你亦要發心念阿彌陀佛!」說完就一直念「阿彌陀佛」不斷地念,念了差不多半點鐘,只聽得賴某又說起話來了,她說:「三仙金爍爍的,三仙金爍爍的,先生也去了。」金芳蓮友問她:「妳問問看,三仙是什麼名﹖」賴某說:「他說是阿彌陀佛放光加被。」賴某在昏迷中即時清醒起來,不幾天身體就平安無事了。(三仙即三尊,因為賴某非正式佛教徒,不知尊稱三尊。)賴某這次受這種苦厄,亦不無原因,事後她的婆婆對金芳蓮友說:「她的兒子林某與媳婦賴某結婚以後,從未吵過一次嘴,正是一對恩愛的夫妻。自從三年前林某去世後,賴某天天想念丈夫,在十幾天前獨自一人跑到墓前掃拜,痛哭了一場,所以自那天起,她每夜都夢見亡夫回來家裡,奇怪的是,不僅她一人夢見,家中老幼每個人都夢見。

李金芳蓮友頗為不解,為何一個人死了三年,神識還守在墓裏﹖我認為這可能有二種解釋:一、是林某生前大概「我執」很重,所以死後墮在鬼道,依舊留戀著他的屍體,而成為守屍鬼。二、是賴某去掃拜墓地哭泣她的亡夫時。為墓地旁的孤魂餓鬼,變化了林某的形相,隨她去家裡作鬧,根據地藏經內記載:「是閻浮提,行善之人,臨命終時,亦有百千惡道鬼神,或變作父母,乃至諸眷屬。引接亡人,令落惡道,何況本造惡者。」以上二者,不知屬於那一類﹖聰明的讀者,您能為我解答嗎﹖


林看治老居士著